Pages

Thursday, December 16, 2010

Salam perpisahan untuk kekasih Hati-ku













Jika nanti aku hilang tertelan takdir
Jangan mengingatku lagi
Simpan saja aku dalam kenanganmu

Jika aku harus pergi karena waktuNya
Menangislah dihari itu untuk melepas cintaku
Sudahilah saat tidur malammu
karena aku tak berharap merenggut kebahagianmu

Jika nanti aku tergantikan..
Tidak perlu menyesalinya...
Karena takdir menyudahiku untuk mengiring jalanmu...
Bila ia datang..terimalah..
jangan menunggu..

Aku takkan terluka..
Saat cinta barumu mulai menyingkirkan kenangan tentangku..


Jauh dari sana
aku akan selalu tersenyum saat bahagiamu
Dalam malam...
kupastikan akan mengirimkan cintaku untukmu...

Monday, August 09, 2010

Nelangsa

Saat keinginan belum jadi nyata...
dan saat harap menjadi kabur...
menguap....
Apakah yang tertinggal dihati???
Mati tak berasa...
kadang kecewa...
kadang hambar....
tak terartikan....

Saat hasrat begitu membara...
tapi tanpa daya...
kuhanya mampu merengguh nestapa...
lunglai mengelu dalam dahaga...


Saat kuberusaha meletakkan harap di tanganMU...
seolah tanpa jawaban..
aku nelangsa...
tak berpengharapan lagi..
Janji dan waktuMu yang tak kumengerti..
membawaku dalam kehampaan hati...

Aku menangis...
menangisi takdir yang tak kumaui..
belas kasihanMu yang tak kunjung kudapat...


Aku marah...
memarahi takdir yang tak kuingini..
mengapa harapan besarku seperti bualan belaka??

Aku nelangsa...
saat tangisanku tak mengubah apa apa
saat kemarahanku hanya menambah luka lara....

Sunday, May 23, 2010

Tanya

Bagai dentum membangunkan rasa sakitku
Lama rasa itu hilang...
Lama tidak pernah kurasakan
Jiwa ingin hilang melepas galau
Aku bernaung di pekat hati
Hitam dan tak ku kenali

Sejauh apa cinta merobek lukaku
Setinggi apa asa terbangkan jiwa?
Sebab ku jatuh begitu dalam?
menyayat kalbu yang bisu
merongrong harap yang angkuh...

Mengapa membawaku mengalir begitu kuat
Aku tidak bisa berhenti..
Aku mencinta...
Aku menangis pada malam
Kiranya pagi berkata lain
Aku menanti...
Hitam tetap menjadi hitam

Aku mempersalahkan siapa?

Thursday, May 20, 2010

My Name is Butet

"Siapa namanya?" tanya orang2 yang berkerumun menunggui ibuku..., begitulah mereka menanyakan jenis kelamin anak yang baru lahir di kampungku.

"Si butet" begitulah jawaban yang dilontarkan bidan yang sedang memangkuku...

Ayahku berlalu begitu saja mendengar jawaban bidan tersebut. Tergambar jelas kesedihan diwajahnya menggambarkan bahwa dia tidak mengharapkan aku terlahir perempuan.Aku terlahir disuku yang begitu mengagungkan lelaki, seolah dunia akan kiamat baginya bila tidak memiliki anak laki-laki. Empat kali sudah ayahku mengalami kekecewaan seperti ini, dengan reaksi yang sama tp dia tidak pernah berhenti untuk berharap dan menanti. Seperti tanah kering menunggu hujan, setiap kali melihat langit gelap, tanah selalu berharap hujan yang akan datang, tp aku bukanlah Hujan bagi ayahku. Ibuku tertunduk lemas, ada gurat marah diwajahnya melihat reaksi ayahku.Aku menangis, tapi tidak menangisi reaksi ayahku atau sedih memikirkan gurat marah ibuku, tp inilah pertanda kehidupan bagiku, aku harus menangis supaya mereka tahu aku ada dan hidup.


Aku dikembalikan kepangkuan ibuku setelah aku dibersihkan. Dia menciumku dengan berurai air mata, apakah dia juga menyesali kelamin yang kusandang?


"Yang ga tahu nya kau buat laki-laki" tanya perempuan yang jauh lebih tua dari ibuku, belakangan aku tahu dia Ibu dari ayahku. Setelah ayahku mempersalahkan aku lahir perempuan, sekarang perempuan itu yang kupanggil oppung mempersalahkan ibuku akan jenis kelaminku. Ada apa dengan orang orang ini, mengapa begitu dipermasalahkan, perempuan atau laki-laki, tetap aku adalah buah cinta mereka.


Aku terlahir di suku Batak yang menganut patrialisme, dimana garis keturunan dari laki-laki. Batak mempunyai silsilah yang sangat bagus yang disebut tarombo.Jadi, ketika tidak ada anak laki laki dalam 1 keluarga maka putuslah sudah garis keturunannya, dan itu dianggap sangat memalukan. Sering sekali hanya untuk mendapatkan seorang anak laki-laki, seorang istri harus rela dimadu atau diceraikan. Tidak memiliki anak laki-laki saja dianggap sangat memalukan, bagaimana yang tidak dikaruniai anak? Dan aneh nya perempuan yang selalu disalahkan, seolah2 perempuan yang menentukan jenis kelamin bayi yang dikandungnya, memiliki keturunan atau tidak.


Namun itu dulu saat aku masih bayi, dimana pendidikan belum di kecam oleh ibu, ayahku, apalagi oppungku. Perlahan pola pikir masyarakat di kampungku sudah mulai berubah, walau tidak bisa dipungkiri masih ada saja yang tetap menganut pola pikir seperti ini.

Happy anniversary

Setahun lalu kuserahkan hatiku untuk kau cintai
hidupku untuk kau hidupi...
Bertumbuh dalam perbedaan
Melangkah beriring menuju satu kesempurnaan..

Setiap hari tersuguh tingkah dan laku nyatamu..
Apa adanya kamu...
tak sedikit pula manis..
namun rasa pahit juga mewarnainya...

Kekasih hatiku...
Candamu selalu menghapus marahku..
Namun marahmu sulit kuterjemahkan dalam rasa
karena hanya diam dan bisumu yang berbicara



Tak setangkai mawar putih yang kau selipkan ditempat peraduan kita
Bukan juga kecupan hangat mewakili cintamu yang membara..
hanya senyum tipis dan wajah sumringahmu yang menjadi cahaya baru buatku...
Menapak penuh harap...untuk berpuluh tahun ke depan
Penuh cinta dan pengorbanan untuk sebuah kesetiaan dan pengabdian
Untuk kekasih hatiku..




Happy anniversary my dear huz...


Sunday, September 27, 2009

Duka Malam

Diam dan tak bertanya
Itukah yang kau mau ??
Beribu tanya tak akan kutanyakan lagi...
kubiarkan tanya merpertanyakan dirinya sendiri
lepas berkecambuk mencari jalan sendiri

Menurut dan tak berasa
Itukah yang kau mau ??
seperti segumpal tanah yang tak berjiwa..
Terbentuk semau kehendakmu
hilang berdebu tanpa bekas yang tertinggal..


Duduk membeku menghitung detik..
Menerawang malam yang semakin bisu..
Gundah dan doa beriring melewati waktu..
Haruskah aku menurut dan tak berasa...?


Saat tanya mempertanyakan logika..
Pilu mengoyak dada..
Membentur rasa yang kusembunyikan...
masihkah aku harus diam dan tak bertanya...

Wednesday, July 18, 2007

Menangis bersama hujan

Riang wajahmu terganti hitam kelam malam
Mendung kini menggelayuti hari-harimu
Kesendirian telah memilihmu......
dalam beku menyesali kisahmu

Romantika hanya menginginkan pedihmu
Air mata tak lagi berarti melukis pedihmu
Ruang hatimu sesak oleh galau jiwa yang mendalam

Saat cinta memilih terbang menjauhimu
Kala kisah romatis terlewat bersama kejapan mata
Hatimu membeku hingga tak berasa luka....
Kosong...
dan kau berhenti.....
tak berniat untuk mengkahiri dan melangkah

Gadisku.... aku mengenal lukamu
Hatimu bukanlah "cinta" untuknya
Saat kau beri untuk dimilikinya
Yang ada hanya luka-luka yang tak pernah kau sadari
Dan lukamu tak akan pernah membayangi tidurnya
dia tidak peduli dengan pedih hatimu
Karena tak ada rasa yang mengartikan hadirmu untuknya
saat kau terhempas...
Yang kau dapati hanya puing2 hatimu yang hancur
Namun hatimu terlalu berharga untuk terluka olehnya

Saat2 dukamu....
saat mendung kini mengharap hujan
Dimana luka menghabiskan waktumu
Akan selalu kukirimkan hujan untukmu

Dan bila kau menangis dunia tidak akan melihatmu
Dan biarkan sejuk air hujan membersihkan luka2 mu
Bersama hujan air mata akan tersamar
Dan selalu menangis bersama hujan
Karena pelangi menantimu diujung sedihmu
Indah...
hingga senyum merekah menggantikan luka luka yang membekas

Monday, December 04, 2006